JURNAL
SOSOK IP MAN YANG MEMILIKI RASA KEMANUSIAAN TINGGI TERHADAP MURID DAN JUGA SEKOLAH DASAR CHI
PADA FILM IP MAN 3
Disusun Oleh :
Smart Haryanto_202146500875
Syauqi Aidil Rizki_202146500818
Universitas Indraprastas PGRI
Copyright 2023
Abstract
Ip Man 3 adalah film Hong Kong bergenre biografis seni bela diri yang disutradarai oleh Wilson Yip, diproduksi oleh Raymond Wong dan ditulis oleh Edmond Wong. Ini merupakan film seri Ip Man ketiga berdasarkan kehidupan dari grandmaster Wing Chun, Yip Man, dan Donnie Yen sebagai peran utama dalam film ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik Ip Man sebagai peran utama kepada anak-anak sekolah dasar dan juga lingkungan di wilayah sekitar dekat rumahnya. Kajian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis mengidentifikasi di setiap scenenya lalu menyari tanda dan pertanda guna digunakan sebagai objek untuk dianalisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ip Man di dalam film Ip Man 3 memiliki karakteristik sifat yang begitu bijaksana,adil,kuat dan yang pasti memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Di dalam film Ip Man ini ditunjukan latar di sebuah pedesaan yang mana wilayahnya masih belum terlalu maju.
Pendahuluan
Film, selain sebagai hasil karya seni,
merupakan suatu bentuk komunikasi
massa. Orientasi utama dari terciptanya
suatu film adalah untuk ditonton oleh
audiens dengan jumlah yang besar
(BEKRAF, 2019). Hal ini mendorong
pembuat film untuk terus melakukan
eksplorasi elemen film untuk mendapatkan
formula film yang paling diminati audiens,
yang mana kemudian menimbulkan
perkembangan variasi genre film dari waktu
ke waktu (Beumers, 2003).
Genre berfungsi sebagai
pengelompok atau organisator bagi film
(Lacey, 2000). Nick Lacey juga
menyatakan film-film dikelompokkan dalam
genre tertentu berdasarkan kemiripan
elemen-elemen yang dimilikinya. Elemenelemen ini terdiri atas narasi, karakter,
setting, ikonografi dan style. Narasi film
yang berisi tentang informasi yang ingin disampaikan pembuat film, yaitu: Karakter
yang merupakan agen yang menyebabkan
terjadinya sebab dan akibat dalam sebuah
film; Setting yang merupakan lokasi cerita
yang terbagi dalam ruang dan waktu;
Ikonografi yang meliputi objek visual, suara
dan/atau dialog yang diasosiasikan dengan
sebuah genre; dan Style yang merupakan
penggabungan berbagai aspek teknik
sinema yang diolah, dikembangkan, dan
dikemas dalam pembuatan film.
Elemenelemen ini kemudian dinamai Nick Lacey
dengan Repertoire of Elements (Lacey,
2000). Susunan repertoire of elements
yang mirip kemudian membuat film berada
dalam satu kelompok atau genre yang
sama.
Pengelompokan ini dilakukan untuk
mempermudah akses dan proses
pembacaan yang dilakukan oleh audiens
(Sunarto, 2009). Dengan adanya genre
pada film, audiens mendapatkan gambaran
mengenai suatu film bahkan sebelum
menonton film tersebut. Audiens sudah
mengetahui gambaran umum dan hal-hal
apa yang diekspektasikan dari suatu film
berdasarkan pengalamannya menonton
film dengan genre serupa sebelumnya
(Grant, 2003).
Bagi pembuat film, genre pada film
memiliki fungsi komersil (Grant, 2003)
(Sunarto, 2009). Pembuat film dapat
mengetahui formula film seperti apa yang
dianggap sukses secara komersial dan
sedang populer di masyarakat dengan
memasukkan film tersebut pada genre
tertentu (Grant, 2003). Dengan memberi
label genre pada film, pembuat film
memberikan janji untuk menarik dan
mempertahankan audiens sehingga
mengurangi risiko komersial (Langford,
2005). Namun, dalam diskursus sinema,
memang masih dimungkinkan perdebatan
mengenai kesesuaian genre dengan narasi
film. Semisal, bagaimana film yang
menampilkan tokoh anak-anak tidak
semuanya dapat dikategorikan sebagai film
anak-anak (Wibawa, 2018).
Dalam jagat industri sinema
Indonesia, terdapat empat belas (14) genre
yang diakui secara resmi. Berdasarkan
portal film nasional resmi
(filmindonesia.or.id), empat belas genre ini
terdiri atas laga (action), drama, horror,
perang, anak-anak, fantasi, legenda,
petualangan, komedi, mistik, remaja,
musikal, thriller, dan animasi. Adapun
genre yang mendominasi ialah drama
sebanyak 2212 film, komedi sebanyak 699
film, dan action sebanyak 453 film selama
sepuluh tahun terakhir.
Action, sebagai salah satu genre
yang mendominasi film Indonesia, sudah
mewarnai film Indonesia sejak sebelum
kemerdekaan (Said, 1992). Berdasarkan
pendapat Salim Said (1992), proses
pembuatan film-film action ini didominasi
oleh pengaruh dari film luar negeri,
terutama Hollywood, sebab impor film luar
negeri sudah terlebih dahulu membentuk
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan menggunakan
metode Analisis Kajian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis mengidentifikasi di setiap scenenya lalu mencari tanda dan pertanda guna sebagai objek untuk dianalisis. Ip Man 3 adalah film Hong Kong bergenre biografis seni bela diri yang disutradarai oleh Wilson Yip, diproduksi oleh Raymond Wong dan ditulis oleh Edmond Wong. Ini merupakan film seri Ip Man ketiga berdasarkan kehidupan dari grandmaster Wing Chun, Yip Man, dan Donnie Yen sebagai peran utama dalam film ini. Film ini juga akan dibintangi oleh Mike Tyson, dan murid Yip Man, Bruce Lee, diperankan oleh Danny Chan.
Komentar
Posting Komentar