Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Terhadap Efek Film Anime One Piece : Red Terhadap Remaja Dewasa Yang Menontonnya

 

Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Terhadap Efek Film Anime One Piece : Red Terhadap Remaja Dewasa Yang Menontonnya







ABSTRACT

Film animasi menjadi sarana penyampaian pesan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum film animasi atau anime One Piece : Red , penanda dan petanda yang terkandung didalam film tersebut, dan melihat efek apa yang ditimbulkan terhadap remaja yang menontonnya dimana disaat remaja adalah masa ketika manusia sedang bingung untuk menentukan arah hidupnya kemana. Penelitian ini menggunakan pendeketan kualitatif dengan metode analisis semiotika terhadap dialog, potongan-potongan gambar, suara atau bunyi-bunyian yang terdapat pada film animasi One Piece : Red. Hasil penelitian menunjukan : pertama, Film One Piece : Red di naungi oleh studio Toei Animation, kedua  pada film ke 15 One Piece ini sukses tayang di 35 negara,  ketiga terdapat tokoh yang menjadi tokoh penting di film tersebut yaitu Uta yang mana di film tersebut fokus menjelaskan tentang kisah hidup dirinya dengan durasi 1 jam 55 menit.


PENDAHULUAN

           Perkembangan perfilman animasi di dunia menunjukan peningkatan kearah yang sangat baik dan lebih maju, baik dari kualitas film, cerita, sampai pada perindustrian dan produksi film yang semakin mengejar kelas-kelas industri perfilman di negara-negara bagian barat.  Untuk urusan animasi negara Jepang  untuk saat  ini memang sudah tidak diragukan lagi kuliatasnya bahkan bisa dibilang menjadi yang terbaik di dunia.
  
            Manga One Piece mulai diserialisasikan pada majalah Shonen Jump edisi 4 pada 4 Agustus 1997. Animenya mulai diproduksi oleh Toei Animation di Fuji Television pada 20 Oktober 1999Pada awalnya, Eiichiro Oda merencanakan One Piece akan berjalan sekitar 5 tahun, dan dia telah menetapkan endingnya. Tetapi dia terlalu "menikmati" jalan ceritanya dan sekarang dia tidak tahu kapan One Piece akan berakhir. One Piece merupakan manga terlaris sepanjang sejarah Shonen Jump. Manga ini juga yang menyebabkan total penjualan Shonen Jump naik pada 11 tahun terakhir ini. Volume 25 memegang rekor penjualan manga di Jepang, dengan 2.630.000 unit terjual pada cetakan pertama. Dan volume 46 mencapai lebih dari 140.000.000 unit terjual dan merupakan manga tercepat yang mencapai total penjualan 100.000.000.


        One Piece Film: Red digarap oleh studio Toei Animation di bawah arahan sutradara Goro Taniguchi. Sementara skenarionya ditulis oleh Tsutomu Kuroiwa. Eiichiro Oda terlibat sebagai kreator film fantasi asal negeri Sakura tersebut. Pengisi suara film anime berlatar petuangalan dan fantasi ini yaitu Kaori Nazuka, Mayumi Tanaka, Kazuya Nakai, Akemi Okamura, hingga Shuichi Ikeda. One Piece Film: Red mengisahkan tentang Luffy, seorang Bajak Laut Topi Jerami yang datang ke sebuah festival musik di Pulau Musik Elegia untuk menyaksikan penampilan Uta—penyanyi tersohor dan paling dicintai di dunia. Suaranya digambarkan sebagai ‘dunia lain’. Uta terkenal karena menyembunyikan identitasnya sendiri saat tampil. Di festival musik itu, untuk pertama kalinya, Uta mengungkapkan identitas dirinya kepada dunia bahwa ia adalah anak Shanks, kepala bajak laut berambut merah yang menjadi sosok inspirasi Luffy. 

        Pemeran One Piece Film: Red Wanita 55 Tahun dengan  Artrivit Karakter Uta di film One Piece Red diisi oleh dua perempuan. Sementara pengisi suara Uta adalah Kaori Nazuka, yang dikenal karena perannya sebagai Nunnally Lamperouge di Code Geass, Eureka di Eurak Seven, dan Chelsea di Akame Ga Kill. 
Berikut rangkum daftar pemeran atau pengisi suara karakter One Piece Film: Red:


 1. Kaori Nazuka dan Ado sebagai Uta 
2. Cho sebagai Brook
 3. Hiroaki Hirata sebagai Sanji 
4. Shuichi Ikeda sebagai Shanks
5. Kazuya Nakai sebagai Roronora Zoro 
6. Akemi Okamura sebagai Nami 
7. Mayumi Tanaka sebagai Monkey D. Luffy 
8. Kappei Yamaguchi sebagai Usopp 
9. Yuriko Yamaguchi sebagai Nico Robin 
10. Kazuki Yao sebagai Franky


ANALISIS

                Pada tokoh Utama yaitu Uta memiliki masalalu yang sangat kelam, dia mana di film tersebut ditunjukan ia tinggal berdua dengan orang tua angkatnya yang mana adalah sebuah mantan raja yang kerajaannya sudah hancur lebur karna ada kejadian yang  menyebabkan negara tersebut di serang oleh dewa iblis. Uta memiliki hobby atau kesukaan menyanyi, dimana ia mempunyai mimpi untuk menyelamatkan dunia dari sebuah kehancuran melalui lagu-lagu yang ia nyanyikan, tetapi karena keinginannya yang sangat kuat ia memasuki pemikiran yang sesat dan tidak berpikir panjang sehingga bukannya menyelamatkan ia malah menipu dan memerangkap para penggemar nyanyiannya kedalam dunia yang ia buat.


KESIMPULAN

            Pada film tersebut kita mendapatkan pelajaran bahwa berpikiran baik itu hal yang sangat bagus tetapi jika dilakukannya dengan berlebihan itu dapat membuat pikiran kita menjadi tersesat dan memasuki dunia kelam. Hal ini sangat cocok untuk para remaja yang mana sedang bingung-bingungnya akan menjadi seperti apa hidupnya, kehidupan apa yang akan dia hadapi di masa depan. Jika kita mengambil intisari dari film animasi tersebut kita setidaknya sudah mengetahui hal apa yang bisa membawa kita kedalam hal yang kelam dan memiliki rencana untuk menghindarinya.


YANG MEMBEDAKAN ANALISIS YANG SAYA BUAT DAN  ANALISIS YANG SAYA BACA SEBELUMNYA

            Didalam jurnal analisis yang saya baca  " Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara" penulis menggunakan metode yang diambil dari sudut pandangi nilai-nilai agama, sedangkan analisis yang saya buat menggunakan analisis yang diambil dari sudut pandang umum.


Terimkasih sudah menyempatkan untuk datang dan membaca

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semiotika Pada Benda Sehari-Hari (Kamera)

Review 20 Jurnal Analisis Semiotika Ferdinand De saussure